Senin, 23 Oktober 2017

memahami yang paham agama

Penjelasan ini hanya sedikit saja, ringkas saja. Tidak bisa saya menulis banyak dalam hal ini karena kekurangan ilmu dan takut membahas hal diluar pikiran saya.
Jika salah mohon ingatkan , terimakasih.
-
Orang orang punya anggapan bahwa orang yang mengetahui agama adalah orang yang lulusan pondok pesantren , ataupun yang sekolah berbasis agama.
Ya , memang ada benarnya juga karena mereka setiap hari memiliki lingkungan yang berbau agama islam sangat aneh jika mereka tidak mengerti.

Tetapi jalan pikiran ini harus diubah, bahwa orang yang tau agama bisa berlatar belakang apa saja bukan hanya lulusan pondok pesantren, karena hanya orang yang mau belajar saja yang akan mengerti.
Sudah terbukti bahwa orang lulusan pondok tidak selalu tau agama, atau orang yang berlatar belakang di luar pondok merekapun bisa tau agama.

Nah sekarang mari bedakan mengenai tau dan taat. Tau adalah pemikiran yang berdasarkan ilmu, dan taat adalah tindakan untuk senantiasa mengaplikasikan ilmu tersebut.

Sekarang silahkan pilih sekedar tau tapi tidak taat menghasilkan musibah bagi diri, atau sekedar taat tapi tidak tau ilmunya itupun jangan sampai terjadi, bisa menghasilkan hal yang sia sia bahkan berdosa.
Dont remember about ( IQRO' ).

Maka dua hal ini sebenarnya tidak bisa di pisahkan.
Sayangnya, setan tidak mau kita beribadah. Mereka menyerang dari sisi pemikiran, mereka menyerang dari sisi niatan taat.

Percayalah semakin kamu mempelajari ilmu islam dan mintalah bantuan Allah untuk senantiasa diberi hidayah, diberi kemudahan untuk memahami. semakin kamu tau bahwa kamu berada dalam genggamanNya.
Semuanya , tidak luput satupun.
Maka, jangan sampai kita menjudge sesuatu tanpa mencari tau.
Jika benar orang yg tau agama hanya mereka yang pondok, maka kasihan sekali orang2 yang mualaf, mereka tidak pernah mengenyam hal tersebut.
Jadilah generasi pemikir, dan jadilah generasi yang bisa memilah milih mana yang harus diutarakan
❤❤❤❤ salam sayang.

Kamis, 12 Oktober 2017

Buku dan cara pandang

kita tidak dituntut untuk siapa yang paling banyak membaca atau sudah membaca buku apa saja.
Kita dituntut mengaplikasikan hal baik yang disampaikan setiap penulis.

Ambil contoh simple mengenai buku, ada banyak macam jenis pembaca dan penulis.
Ada pembaca yang mementingkan apakah buku itu karya sastra atau bukan.
Ada pembaca yang hanya peduli buku itu mengajari hal baru dan membuatnya lebih baik, tidak peduli siapa penulisnya dan jenis seperti apa tulisannya.

Banyak macam penulis saat ini tak bisa kau samakan antar penulis. Mereka mempunyai ciri khas berbeda dan fokus berbeda.

Apakah hal tersebut mengakibatkan pertengkaran? Tidak.
Karna penulis mengerti, bahwa mereka mempunya misinya sendiri dan tidak perlu mengusik. bahkan mereka saling mempelajari satu dengan lainnya agar lebih baik dalam memberikan karya karya selanjutnya.

Yang menjadi permasalahan adalah pembaca yang terlalu banyak berkomentar atau pembaca yang terlalu fanatik atas karya seseorang dan menganggap karya orang lain tidak lebih mendidik.

Contoh seperti ini bisa dilihat juga pada pandangan agama, ideologi, bahkan pandangan hidup.
Orang yang memiliki ilmu akan lebih tenang dalam menanggapi perbedaan serta ilmu yang baik itulah yang membuat manusia lebih bijaksana dan menerima segala perbedaan jalan hidup dan pemikiran setiap orang.

Selasa, 25 Oktober 2016

Mereka


Perempuan tak selalu bodoh, mereka hanya salah memakai hati yang berbatas.
Lelaki tak selalu jahat, mereka hanya menggunakan logika yang tak berdasar.
Takdir mereka yang selalu di sertai rasa, melambung tinggi tak terhingga.
Melampaui batas - batas rasa dan logika manusia.
Mereka candu, tapi tak bisa bersatu.
Diantara keegoan, menyimpan dendam yang harus terbalaskan seperti cinta yang harus saling bertemu dan bersatu.
Mereka memilih merobek ingatan yang terpendam,  melupakan yang takkan hilang, mencintai yang mendalam.

Kamis, 07 Juli 2016

Satu, dua, tiga,..

Kamu bukan satu
Tapi kamu dua dan tiga
Bukan, tidak hanya itu..
Tapi kamu empat dan lima.
Ah.. Aku tak dapat menghitung lagi.
Semua angka dan seisi dunia tertuju padamu.
Menerka - nerka , pada pandangan keberapa kamu akan hilang dari mataku.
Tapi tak kunjung sirna.
Rasanya ragaku dipenuhi sosokmu
Sosok yang membuat nafas ini tersengal - sengal.
Aku ingin kamu pergi.. Aku ingin mencintai sewajarnya.
Datang dan pergi.
Bukan selalu datang dan menetap.
Tertawa dan menangis.
Bukan selalu menangis dan tak pernah tertawa.
Seharuspun aku mulai sadar sosokmu hanya gumpalan ingatan yang sudah membusuk dan melekat di pikiranku.



Postingan ini aku khususkan untuk seseorang yang aku sayangi , yang terpisah jauh oleh lautan dan pulau.
Semoga Allah selalu melindungimu , dimanapun berada.
Allah menjaga dirimu, menjaga hatimu, menjaga cintamu❤

Rabu, 15 Juni 2016

Tentang Mengiklaskan


Tak selamanya bersinar itu menyenangkan.
adakalanya kita membutuhkan kegelapan untuk menghargai cahaya.
lepaskanlah , maka tangismu mengingatkan pada suatu rasa mengenai cinta.
lepaskanlah, maka tangismu mengingatkan pada suatu rasa mengenai kegembiraan.
lepaskanlah, maka tangismu mengingatkan pada suatu rasa mengenai kesedihan.
lepaskanlah, maka tangismu akan melegakan semua sesak di dada.
tak perlu menggenggam untuk dapat memiliki,
tak perlu memaksa untuk dapat dilihat.
ini dirimu, ini rasamu.
lepaskanlah, maka kamu akan mengerti ikhlas itu menenangkan.